Kelebihan dan Kekurangan sistem kepengurusan berbentuk komunitas dan Organisasi

kri dewa ruci di Dumai
Credit Image : penarilintascommunity.com

Kembali bersama Abjo Dumai berbagi wawasan dan artikel menarik share buat teman dan sahabat, sudah lama juga tidak oprek oprek di Abjo Dumai.. Kali ini kembali mencoba berbagi wawasan yang mana kebetulan teman teman lagi ada yang bertanya di komunitas, apa kelebihan komunitas dengan organisasi. Kita ulas plus minus komunitas dan plus minus organisasi disini semoga bermanfaat.

Kita langsung saja ke judul nih, maaf ga sempat bla bla sebelum ke pada tema share kali ini. Kebetulan waktu lagi kejar tayang ada tugas baru bagi mimin di tempat kerja, jadi di persingkat aja artikelnya point perpoint sesuai judul ya.

KOMUNITAS
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, dan pada umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama(Wikipedia)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Komunitas adalah kelompok atau sekumpulan / Organisme (orang dan sebagainya) yang hidup dan saling berinteraksi di dalam daerah tertentu, ras, kesamaan hobby, dll untuk tujuan saling membantu satu sama lain dan tujuan untuk menghasilkan sesuatu.

Dalam kelompok untuk mencapai tujuan tentunya memiliki sistem kepemimpinan atau kepengurusan dimana pencapainnya dengan membentuk kepengurusan berbentuk komunitas. Apa kelebihan dan kekurangan sistem kepengurusan berbentuk komunitas.

Disini kita berbagi share informasi menarik bagi kita di abjo dumai semoga bermanfaat.

Berkelompok dalam bentuk kepengurusan komunitas sebagai pilihan , mari kita kenal di sini kebaikan dan kekurangannya sbb:

Kelebihannya

Memiliki Kebersamaan dan Partisipasi Aktif: Setiap anggota komunitas memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Hal ini menciptakan rasa kebersamaan dan tanggung jawab kolektif.

Memiliki nilai Fleksibilitas: Struktur organisasi komunitas cenderung lebih fleksibel dibandingkan organisasi formal. Proses adaptasi terhadap perubahan lebih cepat karena aturan yang tidak terlalu kaku.

Orientatasi berupa keterlibatan langsung: Kepemimpinan dalam komunitas sering bersifat kolegial atau berorientasi pada pelayanan bersama, sehingga memfasilitasi keterlibatan langsung dari seluruh anggota dalam kegiatan operasional.

Mendapatkan penyelesaian masalah secara bersama: Karena sifatnya yang terbuka dan partisipatif, komunitas dapat menemukan solusi yang lebih kreatif dan kolaboratif karena banyaknya ide yang muncul dari anggota.

Kekurangannya

Memiliki struktur pengurusan kurang jelas yang jelas: Ketiadaan hierarki formal dapat menyebabkan kebingungan dalam pembagian tugas dan tanggung jawab, sehingga mungkin menghambat produktivitas dan pencapaian tujuan.

Pengambilan suatu keputusan lambat: Dalam beberapa situasi, pengambilan keputusan bisa menjadi lambat karena harus melibatkan seluruh anggota, dan konsensus bisa sulit dicapai, terutama jika ada perbedaan pendapat yang kuat.

Risiko kurangnya komitmen: Karena peran sering kali dibagi secara sukarela dan tidak ada sistem kontrol yang ketat, ada risiko beberapa anggota tidak sepenuhnya berkomitmen terhadap tanggung jawab mereka.

Kesulitan mengelola konflik: Dalam sistem komunitas yang egaliter, mengelola konflik bisa menjadi lebih rumit karena tidak adanya pihak otoritas yang secara resmi ditunjuk untuk menyelesaikan masalah.

Secara keseluruhan, sistem kepengurusan berbentuk komunitas cocok untuk organisasi yang mengutamakan partisipasi demokratis dan kebersamaan. Namun, perlu adanya pengelolaan yang baik untuk mengatasi kelemahan struktural dan memastikan bahwa tujuan komunitas dapat tercapai secara efektif.

ORGANISASI

Organisasi Pengertian secara umum adalah: berkumpulnya dua orang atau lebih dalam suatu kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.(pernah dengar dari dosen saat kuliah)

Untuk Sistem kepengurusan berbentuk organisasi formal memiliki struktur yang lebih jelas dan teratur atau terorganisir dibandingkan dengan komunitas. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari sistem kepengurusan formal:

Kelebihannya

Struktur kepengurusan yang Jelas: Organisasi formal memiliki hierarki dan struktur yang jelas, dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang tegas. Hal ini memudahkan pengelolaan dan koordinasi aktivitas, serta meminimalisir kebingungan dalam alur kerja.

Pengambilan Keputusan yang Efisien: Dengan adanya struktur kepemimpinan yang jelas, keputusan dapat diambil lebih cepat karena tidak memerlukan konsensus dari seluruh anggota. Otoritas sering kali berada di tangan para pemimpin yang ditunjuk, sehingga lebih efisien.

Memiliki Stabilitas dan Konsistensi di setiap rencana program: Organisasi formal cenderung lebih stabil dalam jangka panjang karena memiliki peraturan dan prosedur yang baku. Ini memberikan konsistensi dalam pelaksanaan program dan aktivitas organisasi.

Penerapan Peningkatan Akuntabilitas: Sistem formal biasanya menerapkan mekanisme pengawasan dan evaluasi kinerja. Setiap individu atau departemen bertanggung jawab atas tugas mereka, sehingga meminimalisir kemungkinan penyelewengan atau ketidakefektifan.

Memiliki Skala Operasi Lebih Besar: Organisasi formal umumnya mampu menangani proyek atau program dengan skala lebih besar karena adanya manajemen yang sistematis dan sumber daya yang lebih terstruktur.

Kekurangannya

Kurangnya Respons Cepat dan Fleksibilitas: Karena adanya hierarki dan prosedur yang ketat, organisasi formal mungkin kurang fleksibel dalam merespon perubahan atau inovasi. Perubahan kebijakan atau keputusan sering kali memerlukan waktu lebih lama karena harus melalui beberapa tingkatan birokrasi dan pertimbangan pertimbangan setiap pucuk pimpinan yang berwenang dalam setiap bidang.

Punya Risiko Birokrasi Berlebihan: Struktur yang terlalu hierarkis dan formal bisa menimbulkan birokrasi yang berlebihan, sehingga proses kerja menjadi lambat dan tidak efisien. Ini bisa menghambat kreativitas dan respons cepat terhadap masalah yang muncul.

Keterbatasan Partisipasi Anggota: Dalam organisasi formal, pengambilan keputusan sering kali dikuasai oleh segelintir individu di puncak struktur kepemimpinan, sehingga partisipasi anggota di level bawah bisa terbatas. Ini dapat mengurangi rasa memiliki dan keterlibatan aktif dari anggota.

Peluang Terjebak dalam Rutinitas: Karena organisasi formal sangat bergantung pada peraturan dan prosedur, ada risiko bahwa organisasi bisa terjebak dalam rutinitas yang kaku. Hal ini bisa menghambat kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah cepat.

Peluang Konflik Hierarkis: Hierarki yang ketat bisa menimbulkan konflik kekuasaan di dalam organisasi. Ketidakjelasan atau perebutan wewenang antara berbagai tingkatan manajemen bisa menyebabkan disfungsi organisasi.

Secara keseluruhan, organisasi formal sangat cocok untuk tujuan jangka panjang dan pandangannya akan program / proyek besar yang memerlukan koordinasi yang baik dan kepemimpinan yang kuat. Namun, perlu diimbangi dengan upaya untuk menjaga fleksibilitas dan keterlibatan seluruh anggota agar organisasi tetap adaptif dan inovatif.

Demikianlah plus minus bentuk kepengurusan berbentuk komunitas dan kepengurusan berbentuk organisasi. Tentunya bagi perkumpulan yang ingin menerapkan tata kelola kepengurusannya sesuai visi misinya dan tujuannya dalam berkumpul atau bekerja sama saat berkelompok. pilihan untuk menerpakan sistem apa yang akan di gunakan, semoga bermanfaat.

0 Komentar

Terbaru